Cari Blog Ini

Senin, 27 Desember 2010

MIYABI OH MIYABI (MIYABI, PORNOGRAFI DAN REMAJA ISLAM)


Akhir-akhir ini Miyabi alias Maria Ozawa udah bikin kontroversi mulai dari seputar rencana kedatangannya ke Indonesia, sampai filmnya yg baru2 ini udah mulai tayang. Siapa Maria Ozawa? Maria Ozawa ini meski ada nama “zawa” bukanlah orang Jawa (halah, apa hubungannya?), tapi wong Jepang, Bro. Di negeri asalnya dan oleh para penggemarnya di seluruh dunia doi terkenal sebagai bintang film porno. Nah,kedatangannyai pada tanggal 15 Oktober 2009, adalah memenuhi undangan dari Maxima Picture untuk syuting film terbaru yang skenarionya ditulis Raditya Dika dengan judul “Menculik Miyabi”. Film ini menceritakan tiga orang mahasiswa yang terobsesi dengan arti film porno asal Jepang tersebut. Ketiga mahasiswa itu ingin menculik Miyabi ketika mereka tahu artis tersebut berada di Jakarta.

Sejak pertengahan September lalu udah heboh media massa ngeberitain rencana kedatangan Miyabi. Sampe-sampe MUI juga udah menolak rencana kedatangan artis film porno dari negerinya pemain sepakbola klub Espanyol, Shunsuke Nakamura ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan tujuan kedatangan Miyabi ke Indonesia harus ditelusuri. “Kalau dia (Miyabi) mau datang ke Indonesia, dilihat dulu tujuannya apa. Kalau mau main film porno ya kita tolak dengan tegas karena merusak kepribadian bangsa ini,” kata Ketua MUI, Amidhan Shaberah kepada VIVAnews, Kamis 24 September 2009.

“Sebaiknya janganlah menggunakan bintang porno itu. Walaupun filmnya tidak porno tapi kan bintangnya porno. Kecuali kalau sudah berhenti jadi bintang porno,” kata Ketua MUI Ma’ruf Amin saat dihubungi detikcom, Jumat (18/9/2009, detiknews.com)

Menurut beliau, meski film yang akan dibintangi Miyabi itu bukan film porno, tapi citra di masyarakat sudah terbentuk bahwa Miyabi adalah bintang porno. Masyarakat akan punya kesan kurang baik terhadap film tersebut.

Oya, selain yang menolak kedatangannya, yang dukung juga ada lho. Dari diskusi-diskusi yang beredar di internet melalui mailing list, blog dan website memang terjadi pro-kontra. Sebagian dari mereka yang kontra berpendapat bahwa dengan menerima kedatangan Miyabi, berarti menyetujui apa yang dilakukan artis film porno itu. Memberikan ijin untuk datang dan bermain film di sini, secara tidak langsung menghormati dan mengamini profesi yang selama ini dijalani Miyabi. Dengan menolaknya, setidaknya kita tidak setuju dengan perbuatannya. Demikian intisari pendapat yang berserakan di internet yang menolak kedatangan Miyabi.

Lain lagi dengan yang mendukung. Di antara mereka ada yang beranggapan bahwa Raditya Dika (penulis buku “Kambing Jantan” dan juga rencananya menjadi pemain utama di film yang akan dibuatnya dengan judul “Menculik Miyabi”) itu orangnya kreatif. Karena judul filmnya menyisipkan nama Miyabi, maka Raditya Dika dan Maxima Picture berencana menghadirkan langsung artis tersebut. Jadi wajar menurut mereka. Sebagian lagi berpendapat bahwa jangan sampe diskriminasi. Yang dibenci kan perbuatannya, bukan orangnya. Demikian kesimpulan pendapat dari mereka yang mendukung rencana kedatangan Miyabi. BTW, sekadar tahu aja, meski Miyabi artis porno, tapi doi ngelarang sang pacar menonton film dirinya. Lho, kok?

Terus, ngapain kita ngebahas di gauli tp syar'i ini? Hehehe.. awalnya gue juga nggak mau ikut-ikutan ngeramein yang beginian. Tapi untuk memberikan informasi dari sudut pandang Islam berkaitan dengan masalah ini, maka gauli tp syar'i ‘kepaksa’ deh ikutan juga bahas. Mudah-mudahan ada manfaatnya dan mampu mendudukkan persoalan sebagaimana mestinya.

Ini negara sekuler, Bro!
Di negeri kapitalis nan sekuler ini, kita dituntut untuk lebih banyak ‘memaklumi’ dan mungkin saja kudu kompromi dengan kondisi yang ada. Maklum, sekularisme membolehkan orang untuk berprinsip permisif alias serba boleh bahkan silakan saja jika mau memeluk erat budaya hedonisme. Sah-sah saja dalam aturan sekularisme. Tak boleh ada yang ngelarang dan tak boleh ada yang cerewet ngomongin.

Itu sebabnya, tak elok dalam pandangan sekularisme jika kita petantang-petenteng untuk memaksa orang lain tunduk dengan keinginan kita. Termasuk kasus hendaknya datangnya artis porno asal Jepang bernama Miyabi, atas nama HAM dan demokrasi, sangat boleh jadi yang mengundangnya akan nekat jalan terus meski banyak yang protes. Iya nggak sih?

Sobat muslim gaul, kayaknya kudu pada sadar bahwa selain kasus Miyabi ini, pornografi udah bejibun banget di sini.yang lagi santernya dalam minggu ini yaitu video tarian streptes yg beredar luas di pare2, pada tau ngak??. . Kita emang prihatin, sedih, dan sekaligus kesal dengan kenyataan ini. Karena setiap hari kita nyaris digempur dengan banyaknya visualisasi dan bacaan bernuansa pornografi dan pornoaksi.

Ini nggak boleh dibiarin. Harus segera dicari solusinya. Nah, satu-satu jalan supaya bisa tenang dalam hidup ini adalah dengan menggusur sekularisme dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lalu menghadirkan Islam sebagai ideologi negara. Tanpa itu, aksi maksiat akan tetap marak, dan aksi dari sebagian kalangan umat Islam yang sudah kesal karena maksiat dibiarkan, akan terus digelar. Betul ndak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

free counters
Mobile Edition
By Blogger Touch
 

Back To Top