menyambung cerita kita yang kemaren ne, Kalo dibiarin aja nggak bakalan selesai-selesai. Lihat aja penanganan yang selama ini dilakukan oleh Kapitalisme-Sekularisme, malah menjadikan kebebasan sebagai the way of life. Ideologi macam apa itu? Kok malah bikin sengsara umat manusia?
Sobat, sebagai sebuah ideologi, Islam punya cara penyelesaian terhadap masalah ini. Tentu, jika Islam diterapkan sebagai ideologi negara. Menurut Abdurrahman al-Maliki, “Barangsiapa yang mencetak atau menjual, atau menyimpan dengan maksud untuk dijual atau disebarluaskan, atau menawarkan benda-benda perhiasan yang dicetak atau ditulis dengan tangan, atau foto-foto serta gambar-gambar porno, atau benda-benda lain yang dapat menyebabkan kerusakan akhlak, maka pelakunya akan dikenakan sanksi penjara sampai 6 bulan.” (Sistem Sanksi dalam Islam, hlm. 288-289)
Oya, hukuman tersebut termasuk dalam perkara ta’zir alias jenis dan bentuk hukumannya diserahkan kepada qadhi (hakim). Kalo emang tingkat bahayanya besar banget, bisa aja qadhi menghukum lebih lama atau bentuk hukuman lain, misalnya dicambuk.
Dan yang lebih gampang, lakukan mulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekat kita: temen, keluarga. Tentu kita nggak mau kan diri dan lingkungan kita rusak karena racun pornografi. Percaya deh, pornografi nggak ada gunanya. Nggak perlu tuh ngintip-ngintip penasaran sama yang namanya pornografi. Jangan sampe kita berkoar-koar tentang pornografi tapi kalo nemu di depan mata diembat juga. Naudzubillah min dzalik.
Kapan dan di mana pun kita menemukan media yang berbau pornografi, jangan ragu-ragu untuk menghancurkannya (atau minimal meninggalkannya, cuekkin aja dah).. Jaga diri, jaga keluarga, dan teman-teman kita. Saling mengawasi dan mengingatkan bukan berarti ikut campur urusan orang lho, tapi kita menjaga diri dan lingkungan untuk menghindari kerusakan dan maksiat. Ok, guys?
BTW, kalo nanti Islam udah diterapkan sebagai ideologi negara, mereka yang ada di pedalaman seperti di Papua dan suku dayak lainnya, nggak bakalan dijadikan sebagai obyek wisata lho. Nggak kayak sekarang, mereka dianggap sebagai warisan budaya bangsa. Itu dzalim, karena seharusnya pemerintah memberikan pembinaan dan mendakwahi mereka agar mau hidup lebih mulia. Tapi nyatanya, malah dipelihara agar tetap jahiliyah seperti itu. Kasihan banget kan?
Oya, untuk kasus Maria Ozawa alias Miyabi, cuekkin aja dah. Sadar diri aja buat kita semua sebagai remaja muslim. Masalah doi belum seberapa. Jangan jadi fokus perhatian. Masalah utamanya adalah sistem kapitalisme-sekularisme dengan instrumen demokrasilah yang sudah menjadikan sebagian dari kita keropos kepibadiannya dan bejat akhlaknya. Mari, kita mengubah kondisi ini dengan Islam. Lebih cepat lebih baik untuk terapkan syariat Islam! Harus Pro dakwah Islam dan Lanjutkan perjuangan tegaknya Khilafah Islamiyah ini. Tetap semangat!
Cari Blog Ini
Senin, 27 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar