Cari Blog Ini

Kamis, 27 Januari 2011

Beneran udah Merdeka ???

MERDEKAA!! Kata-kata pengobar semangat yang umum khusus beredar menjelang tiap tanggal 17 Agustus. Percis seperti petasan yang marak menjelang puasa Ramadhan di desa khan Sob.. Yups, begitulah kira-kira kebanyakan sifat kita. Sukanya ngikutin trend yang lagi gandrung. Lagi “in” gitu bahasa mode’nya. Biar pun itu trendnya tahunan sekalipun. Jangan khan trend kata-kata, trend ibadah aja banyak kok. Iya khan??

Sobat Gaul Muslim, coba kita ngulik sejarah jauh-jauh hari sebelum Bung Karno memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Dimulai dengan datangnya sekumpulan manusia luar yang datang berdalih untuk sekedar jual beli. Atau terang-terangan datang untuk menaklukkan negara kita. Penganut faham Vini Vidi Vici berpengaruh banyak disini. Yang pasti sih, ujung-ujungnya ngiler juga ngelihat pesona Indonesia. Gemah ripah loh jinawinya Bumi pertiwi. Lain halnya dengan datangnya para Gujarat, mayoritas muslim dan datang selain untuk berdagang juga untuk berdakwah. Kemungkinan besar dari situ mulai munculnya tokoh-tokoh Islam yang menjadi stakeholder perjuangan rakyat. Berpengaruh banyak membentuk akhlak pemberontakan terhadap penjajah. Wallahu a’lam bisshawab..

Bahkan dalam bukunya, Herbert Feth dan Lance Castle mengatakan; Sejumlah perjuangan dalam melawan belanda dan portugis pada masa penjajahan dahulu dilakukan atas nama bendera Islam. Dan di abad 20 pun organisasi yang yang pertamakali didirikan adalah Sarikat Islam di tahun 1912. Trus kemudian disusul oraganisasi-organisasi Islam n non Islam yang lain. Sejarah mengatakan bahwa yang paling gagah berani merebut kemerdekaan RI dari tangan penjajah adalah para ulama, para kiai, para santri, dan kaum muslimin secara keseluruhan. Bagi mereka, mengusir penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan hidup adalah salah satu bagian dari jihad yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Yang bilamana jika mati dalam mengusir penjajah adalah Mati Syahid dan tinggi nilai investasi keimanannya dalam pandangan ALLAH Subhanallahu Wa Ta’alla.
Sebut saja KH. Ahmad Dahlan, Ilyas Ya’kub, Hasyim Asyari, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Para Wali Songo, banyak deh pokoknya. Sobat bisa search sendiri ya.. Mereka menjadikan pondok pesantren saat itu selain sebagai basis dakwah juga sebagai basis awal perjuangan rakyat. Mbekalin satu per satu santri-santri mereka dengan ilmu kanuragan. Ilmu bathin / tenaga dalam yang berlandaskan keimanan yang besar terhadap ALLAH
MERDEKAA!! Kata-kata pengobar semangat yang umum khusus beredar menjelang tiap tanggal 17 Agustus. Percis seperti petasan yang marak menjelang puasa Ramadhan di desa khan Sob.. Yups, begitulah kira-kira kebanyakan sifat kita. Sukanya ngikutin trend yang lagi gandrung. Lagi “in” gitu bahasa mode’nya. Biar pun itu trendnya tahunan sekalipun. Jangan khan trend kata-kata, trend ibadah aja banyak kok. Iya khan??

Sobat Gaul Muslim, coba kita ngulik sejarah jauh-jauh hari sebelum Bung Karno memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Dimulai dengan datangnya sekumpulan manusia luar yang datang berdalih untuk sekedar jual beli. Atau terang-terangan datang untuk menaklukkan negara kita. Penganut faham Vini Vidi Vici berpengaruh banyak disini. Yang pasti sih, ujung-ujungnya ngiler juga ngelihat pesona Indonesia. Gemah ripah loh jinawinya Bumi pertiwi. Lain halnya dengan datangnya para Gujarat, mayoritas muslim dan datang selain untuk berdagang juga untuk berdakwah. Kemungkinan besar dari situ mulai munculnya tokoh-tokoh Islam yang menjadi stakeholder perjuangan rakyat. Berpengaruh banyak membentuk akhlak pemberontakan terhadap penjajah. Wallahu a’lam bisshawab..

Bahkan dalam bukunya, Herbert Feth dan Lance Castle mengatakan; Sejumlah perjuangan dalam melawan belanda dan portugis pada masa penjajahan dahulu dilakukan atas nama bendera Islam. Dan di abad 20 pun organisasi yang yang pertamakali didirikan adalah Sarikat Islam di tahun 1912. Trus kemudian disusul oraganisasi-organisasi Islam n non Islam yang lain. Sejarah mengatakan bahwa yang paling gagah berani merebut kemerdekaan RI dari tangan penjajah adalah para ulama, para kiai, para santri, dan kaum muslimin secara keseluruhan. Bagi mereka, mengusir penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan hidup adalah salah satu bagian dari jihad yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Yang bilamana jika mati dalam mengusir penjajah adalah Mati Syahid dan tinggi nilai investasi keimanannya dalam pandangan ALLAH Subhanallahu Wa Ta’alla.
Sebut saja KH. Ahmad Dahlan, Ilyas Ya’kub, Hasyim Asyari, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Para Wali Songo, banyak deh pokoknya. Sobat bisa search sendiri ya.. Mereka menjadikan pondok pesantren saat itu selain sebagai basis dakwah juga sebagai basis awal perjuangan rakyat. Mbekalin satu per satu santri-santri mereka dengan ilmu kanuragan. Ilmu bathin / tenaga dalam yang berlandaskan keimanan yang besar terhadap ALLAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

free counters
Mobile Edition
By Blogger Touch
 

Back To Top